Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2018

Pernikahan impian

. Kamu yang berbeda menawarkan diri bukan sekedar untuk mencoba. Kamu yang datang disaat kamu telah benar-benar siap. Menepis segala keraguan. Menjawab segala penantian. Mewujudkan segala impian. Menjadikannya sebagai kenyataan. Menghadiahkan atas segala kesabaran. . Bukan dengan janji manis yang kamu tawarkan saat itu. Bukan pula mengajakku dalam kebahagiaan yang menipu. . . Kamu datang dengan cara yang sungguh mulia. Menemui kedua orang tuaku dengan orang tuamu. Dan menjelaskan segala niat baikmu terhadapku. Sungguh semua begitu membuatku terharu. Ternyata telah datang juga seseorang yang selama ini ditunggu. . . Alhamdulillah, Allah mengizinkanmu untuk dipertemukan denganku.. Doa rinduku terjawab karena hadirmu. Kita bersama melangkah bahagia.. Dengan bismillah.. Membangun rumah tangga hingga ke Jannah-Nya.. In Syaa Allah..

Kamulah takdirku

Teruntuk kamu laki-laki yang ditakdirkan Allah untukku. Terima kasih telah menerimaku apa adanya. Semoga kamu tak pernah lelah dan selalu bersabar menerima segala kekurangan dan kesalahan lalu kamu beri nasihat untuk aku perbaiki diri. Terima kasih karena kamu telah memilihku. Aku yakin tentu di luar sana jauh lebih banyak wanita yang lebih cantik, lebih baik, lebih sukses, lebih cerdas, pokonya lebih daripada diri ini yang hanya wanita biasa saja. Tapi aku percaya kamu pun tentu memiliki alasannya  karena kamu pun percaya atas ketetapan takdir-Nya. Ya,, kamu laki-laki yang berani mendatangiku dengan cara yang baik. Tanpa janji manis, rayuan selangit, atau hal lain yang dilakukan mereka yang juga menawarkan dirinya kepadaku. Kamu datang dengan cara yang mulia nan berbeda. Dengan sikapmu yang dingin nan cuek tetapi kamu berhasil meluluhkanku. Ya,, mungkin sebelumnya kamu yang langsung memintaku kepada Dia yang telah menciptakanku. Sungguh betapa romantisnya kamu :) Beberapa ha

Maaf aku tak akan lagi merindukanmu

Pada saat itu aku lupa bahwa kamu adalah milik-Nya. Pada saat itu aku terlalu percaya diri kita akan bersama. Pada saat itu aku merasa tidak mampu untuk melepaskanmu. Tapi kini semua telah berlalu. Kenangan tentang dirimu akan terkubur rapih dan aku tak ingin mengoreknya kembali. Bukan lagi aku yang berusaha melepasmu, tetapi Allah lah yang berkuasa hingga pada akhirnya memalingkanku darimu dan membuat rasa ini pergi tanpa tersisa. Aku yang seolah-olah selalu gagal melepaskanmu. Padahal semua itu karena lemahnya keyakinanku pada kuasa Allah dan lemahnya keimananku pada takdir Allah. Kini aku sadar tidak semua hal yang kita percayai terbaik maka baik pula juga bagi Allah. Allah yang lebih tau dan Dia yang lebih sayang daripada rasa sayangmu terhadap dirimu sendiri. Perpisahan kita bukanlah kesedihan. Justru ini adalah hadiah terindah Allah yang berharga. Kita yang salah padahal kita tahu kita berada di jalan yang salah tetapi kita masih saja menjalankannya. Meski yang kita la